A. DEKOMPOSISI
Memecah
persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya hingga tidak mungkin
dilakukan pemecahan lebih lanjut sehingga kemudian didapat tingkatan
dari persoalan tadi (hirarki).
Contoh
hirarki dapat kita lihat dalam pengambilan beberapa alternatif
keputusan, kita akan memulai dari tingkat dasar dengan menderetkan
semua alternatif yang ada secara hirarki. Kemudian tingkat berikutnya
terdiri atas kriteria untuk mempertimbangkan berbagai alternatif tadi.
Sedangkan yang terakhir pada tingkat puncak hirarki adalah fokus pada
satu elemen saja secara menyeluruh.
B. PENILAIAN KOMPARATIF (COMPARATIVE JUDGEMENT)
Prinsip
kedua ini berarti dengan membuat penilaian tentang kepentingan
relative dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitan dengan
tingkat di atasnya. Hasil penilaian ini lazim disajikan dalam bentuk
perbandingan pairwise (pairwise comparison).
Pairwise comparison diimplementasikan dengan dua tahap:
1. Menentukan secara kualitatif kriteria mana yang lebih penting – misalnya mengurutkan ranking/peringkat.
2. Menggunakan masing-masing kriteria dengan bobot kuantitatif seperti peringkat yang memuaskan.
Proses
pembanding dapat dikemukakan dengan penyusunan skala variabel. Dalam
penyusunan skala kepentingan ini digunakan patokan table berikut ini.
Tabel 1. Skala Dasar
Tingkat Kepentingan
|
Definisi
|
1
3
5
7
9
2, 4, 6, 8
Reciprocal
|
· Sama pentingnya dengan yang lain.
· Moderat pentingnya dibanding yang lain.
Kuat pentingnya disbanding dengan yang lain.
· Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain.
· Ekstrim pentingnya disbanding yang lain.
· Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan.
· Jika
elemen i memiliki salah satu angka di atas dibandingkan elemen j,
maka j memiliki nilai kebalikannya ketika dibandingkan dengan elemen
i.
|
Sumber: Saaty (1980)
Dua elemen yang sama penting akan
menghasilkan angka 1, sedangkan pada dua elemen akan berlaku aksioma
reciprocal, artinya jika elemen i dinilai 2 kali lebih penting daripada
elemen j, maka elemen j akan dinilai sebaliknya daripada elemen i,
yaitu ½.
Jika terdapat 10 elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran 10 x 10. Jadi jika terdapat n elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran n x n.
Contoh perbandingan mutu produk dengan matriks pairwise comparison dengan ukuran n x n (ditunjukkan dengan indikator vertikal dan horizontal).
Sedangkan banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks adalah n (n-1)/2, karena matriksnya reciprocal dan elemen-elemen diagonal sama dengan 1.
C. URAIAN PRIORITAS (SYNTHESIS OF PRIORITY)
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigen-vektornya untuk mendapatkan local priority. Kumpulan dari masing-masing local priority kemudian akan menghasilkan global priority.
Tabel 2. Local priority
Fokus
|
I
|
G
|
E
|
Prioritas
| |
Inflasi (I)
|
1
|
½
|
¼
|
0,14
| Local priority |
Pertumbuhan (G)
|
2
|
1
|
½
|
0,29
| Local priority |
Kesempatan kerja (E)
|
4
|
2
|
1
|
0,57
| Local priority |
D. KONSISTENSI LOGIS (LOGICAL CONSISTENCY)
Maksudnya adalah bahwa proses yang dilakukan harus konsisten. Berikut ini contoh konsistensi logis pada AHP:
1.
Objek-objek serupa dikelompokkan dalam himpunan seragam
Objek-objek serupa dikelompokkan dalam himpunan seragam
1.Â
 Misalnya kategori “bulat� adalah untuk bola dan kelereng, jika
kategorinya adalah “rasa�, maka yang masuk adalah manis, asin,
ataupun pahit.
2. Â Tingkat hubungan antara objek-objek berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya pada tingkat hubungan reciprocal ataupun tingkatan hubungan.
Langkah-Langkah Penggunaan AHP
1. – Identifikasi sistem
2. – Penyusunan hirarki
3. – Penyusunan matriks gabungan
4. – Pengolahan vertical
5. – Penghitungan vektor prioritas.
Sumber:
Maarif, M.S, Tanjung, H. 2003. Teknik-Teknik Kuantitatif Untuk Manajemen. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.
Copy Paste dari :
http://213.134.46.67/asociaciones/Main;jsessionid=9D4F35DE89CBA6D350EE9127B907E281?ISUM_ID=Content&ISUM_SCR=linkServiceScr&ISUM_CIPH=IGBbthdM6ZLYWeBz6r%2Bi7qXBo89i8z07jifxubuyCUYYLXhauzJZcL4DrRTDb%2F6OyKLrDNYyJKnN%0AmHwhr4TPH1ciAvshcX9O&ISUM_ps408=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar